Liputan6.com, Jakarta Repsol Honda mengajukan banding untuk sanksi yang diterima Marc Marquez di MotoGP Portimao. Marquez terbukti bersalah karena menabrak pembalap Aprilia Miguel Oliveira di tikungan ketiga.
Akibat tabrakan itu, Marquez dan Oliveira sama-sama tidak bisa balapan di MotoGP Argentina yang berlangsung akhir pekan ini. Federasi Balap Motor Dunia (FIM) pun menjatuhkan sanksi double long lap penalty untuk Marquez di MotoGP Argentina.
Baca Juga
Profil Jorge Martin, Pembalap Muda Asal Spanyol yang Berpeluang Besar Juara MotoGP 2024
Lokasi Penentuan Juara Dunia MotoGP 2024 Terungkap, Jorge Martin dan Francesco Bagnaia Berebut Takhta
Syarat Jorge Martin Jadi Juara Dunia usai MotoGP Malaysia 2024, Posisi 8 Sprint Race Seri Pamungkas Bisa Cukup
Namun karena tak tampil, sanksi ini harusnya tak berlaku. Namun FIM merevisi sanksi dengan menyatakan Marc Marquez bakal jalani sanksi di balapan berikutnya yang akan diikutinya di MotoGP.
Advertisement
Hingga saat ini belum tahu berapa lama Marquez akan absen. Namun Repsol Honda tak terima FIM merevisi sanksi untuk Marquez dan bakal ajukan banding.
"Terkait sanksi yang diberikan FIM kepada Marc Marquez atas insiden balapan di MotoGP Portugal, Repsol Honda menilai modifikasi sanksi terkait waktu, modifikasi ini dikeluarkan FIM dua hari setelah sanksi awal," bunyi pernyataan Repsol Honda seperti dilansir crash.
Â
Repsol Honda Menilai Sanksi Berlawanan dengan Regulasi
Â
MotoGP Portugal memang menjadi awal buruk bagi Marquez. Meski podium di sprint race, tapi Marquez gagal mengulangnya saat balapan sebenarnya.
Gaya membalap yang ugal-ugalan membuat Marquez kerap lupa mengerem. Hal ini sudah disindir oleh pembalap Pramac Ducati, Jorge Martin.
Namun Repsol Honda tetap keberatan dengan modifikasi sanksi terhadap Marquez.
"Sanksi yang dikeluarkan FIM tak sejalan dengan regulasi MotoGP sekarang. Maka itu, Repsol Honda Team ingin menggunakan semua kesempatan untuk mempertahankan hak mereka," tulis Repsol Honda.
"Ini melanggar regulasi. Karena itu kami mengajukan banding kepada FIM."
Â
Advertisement
Jorge Martin Murka Marquez Sudah 2 Kali Hancurkan Balapannya
Â
Dalam balapan di sirkuit Portimao itu, Marquez dan Oliveira harus berhenti dan tak lanjutkan balapan. Namun ada korban lain yaitu pembalap Pramac Ducati, Jorge Martin.
Dia marah besar dengan Marc Marquez yang disebutnya sudah terlalu sering buat onar di balapan. Dia pun meminta penyelenggara MotoGP untuk memberikan hukuman lebih keras kepada Marquez.
Jorge Martin memang sempat bisa lanjutkan balapan dengan rasa sakit di kaki dan engkelnya. Namun dia juga akhirnya tak bisa selesaikan balapan di MotoGP Portugal.
Â
Jorge Martin: Saya Tak Pernah Hancurkan Balapan Marquez di MotoGP
Â
Martin mengatakan Marquez sudah dua kali merusak balapannya. Dia pun mengungkapkan soal balapan di MotoGP Inggris 2021 di sirkuit Silverstone.
"Ini bukan pertama kali dia hancurkan balapan saya. Mungkin di waktu mendatang, dia bisa menghindari saya atau pengawas lomba bisa melakukan sesuatu," katanya seperti dikutip crash.
"Saya tak pernah menghancurkan balapan dia, atau menyelakai dia. Ini sudah yang kedua kali. Saya berharap dia bisa memperbaiki diri," dia menambahkan.
Â
Advertisement
Marquez Pasrah Kalau Disalahkan di MotoGP Portugal
Usai balapan, Marquez pasrah dan mengakui dirinya pantas disalahkan dengan insiden yang melibatkan Oliveira dan Jorge Martin. Pembalap lain pun tak senang dengan ulah Marquez.
Pembalap Aprilia Aleix Espargaro meminta agar Marquez diberi sanksi larangan membalap satu kali. Faktanya Marquez hanya mendapatkan sanksi long lap penalty dua kali di MotoGP Argentina yang juga tak akan dijalaninya.
Marquez harus absen di MotoGP Argentina karena jalani operasi di tangannya. Martin berharap Marquez bisa dapatkan sanksi lebih berat.
"Saya tak tahu harus sanksi apa, saya tak perlu mengecek ini. Tapi saat briefing selalu diberi tahu: Kalau Anda terus melakukan kesalahan, Anda akan dapatkan sanksi berat," katanya.
"Dia terus lakukan kesalahan bukan? Dia harus mendapatkan sanksi lebih berat. Tapi Anda tahu dia Marquez dan pengawas lomba tak akan melakukan apa-apa."